Kamis, 15 November 2018

Hari Pahlawan

"Remembrance Sunday"

Sehari setelah hari Pahlawan 10 November di Indonesia, di Inggris tgl 11 November juga memperingati hari Pahlawan dikenal dengan "Armistice Day atau Remembrance Sunday". Seperti tahun-tahun yang lalu saya ikutan "join the crowd" di Cenotaph kota tempat saya tinggal. Cenotaph sebutan untuk Tugu Pahlawan, dibangun di setiap pusat kota kecil maupun kota besar di Inggris untuk menghormati jasa Prajurit yg mati di medan perang.

Remembrance Sunday 2018 ini bertepatan dengan 100 tahun berakhirnya perang di Eropa yang dikenal dengan Perang Dunia Pertama /WWI (dalam hal ini  saya tidak setuju dengan istilah PDI/WWI). 11 November 1918 merupakan hari disepakatinya penghentian pertempuran (gencatan senjata) antara tentara sekutu Eropa dengan Jerman ditandai dengan kekalahan tentara Jerman. Kesepakatan ditandatangani di kota Compiegne Perancis pada jam 11 pagi.

Cenotaph






Setiap Prajurit & orang yang meninggal dalam perjuangan adalah Pahlawan.




٭٭٭٭٭







Upacara berjalan hikmat di tandai dengan peletakan karangan bunga dari kertas menyerupai bunga poppy yang juga disebut "The Poppy" & mengheningkan cipta. Hikmatnya acara sama seperti hikmatnya dengan peringatan hari Pahlawan  ketika saya masih pelajar di kota Bukittinggi dulu.

Kembali ke masa lalu, peringatan Hari Pahlawan di Indonesia ditandai dengan tabur bunga dan peletakan karangan bunga di Makam Pahlawan. Ibu-ibu peserta acara tabur bunga memakai pakaian Kebaya Nasional..

Sudah jadi kebiasaan di rumah ku dulu, pagi menjelang berangkat upacara rumah sudah ramai, ibu ku pagi-pagi sdh sibuk dengan konde (sanggul) nya. Biasanya saya suka diminta untuk membantu melihat apakah konde ibu ada pada posisi yang benar, "jangan sampai miring kiri atau miring kanan" kata ibu sambil mengingatkan juga untuk memeriksa apakah kain panjangnya rapi, tidak terlalu lebar atau terlalu mengecil kebawah agar mudah melangkah. Kemudian membersihkan sandal ibu yang sudah mulai menua agar terlihat berkilat, maklum istri seorang prajurit tidak punya banyak uang untuk membeli sandal baru. Terimakasih ibunda telah berbagi momen yang berharga ini sebagai proses pembelajaran untuk jadi seorang Wanita Indonesia.

Yang paling mengasikan pada peringatan hari Pahlawan adalah pawai obor malam hari. Beberapa hari menjelang pawai abangku & anak-anak tetangga yang semuanya anak laki-laki yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) sibuk mempersiapkan obor mereka. Mulai dari mencari bambu/buluh , ngumpulin sabuk kelapa sebagai bahan pembuat obor.

Saya kebagian menonton pawai saja, berdiri di pinggir jalan bersama anak-anak tetangga lain sambil melambai-lambaikan tangan ketika abangku atau orang-orang yang dikenal melintas berbaris dengan pakaian Pramuka lengkap. Upacara dimulai setelah shalat Isha menuju makam Pahlawan Gulai Bancah. So sweet .. punya kesempatan main diluar rumah habis Magrib.

Pernah juga ikutan pawai obor sekali ketika itu ....  kalau nggak salah kelas 1 atau kelas 2 SMP, barisan kami tidak ikut ke Makam Pahlawan, kata panitia anak-anak & anak perempuan menunggu di tempat pusat upacara tepatnya Lapangan Kantin.

Pada akhir upacara ada api unggun renungan suci, sebelum renungan suci saya kebagian membaca puisi "AKU" karya Khairil Anwar, senangnya minta ampun serasa jadi artis gitu lho...


Rochdale Town Hall - Great Manchester
Ternyata Remembrance Sunday di Inggris tidak berbeda dengan peringatan Hari Pahlawan di Tanah Air dulu. Barisan anak Pramuka "Scout", Veteran, Prajurit aktif & Non aktif serta para "Cadet". Tak ada terlihat peserta upacara dan public yang berpakaian meniru seolah-olah mereka adalah prajurit yang ikut berperang di masa lalu, seperti berpakaian sebagai Admiral Nelson, King Arthur atau Ratu Elizabeth I. Mungkin mereka sangat memahami ini adalah memperingati hari bersejarah bukan "Halloween Party". 

Semangat & Nilai kebangsaan akan tertanam pada generasi berikut jika adanya interaksi antar generasi serta memberikan pemahaman sejarah yang benar bagi masyarakat di hari bersejarah tersebut.  Sebuah pepesan kosong jika pemahaman sejarah hanya dilakukan dengan meniru-niru gaya berpakaian prajurit/pahlawan di masa perjuangan kemerdekaan seperti Jendral Soedirman, Bung Tomo dll, kemudian merasa paling patriotik. Hehehe ketawa boleh dong  😄 😂 😂

RIDE OF RESPECT: Motorcycle Rides raising money for ex-servicemen and women. 100% of donations go to support those who need help. 
[Kumpulan pengendara motor melakukan touring untuk mengumpulkan dana untuk para Veteran & mantan prajurit pria dan wanita. 100% donasi yang terkumpul diberikan untuk mereka yang membutuhkan.] 



FOLLOW ME: Untuk mengikuti Posting berikutnya serta mendapatkan koleksi photo terbaru di http://ewilsahanson.wixsite.com/matahari-photography/home











Tidak ada komentar:

Muhaimin Iskandar: Berpikirlah Seperti Orang Minang. *Muhaimin Iskandar (Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik  Indonesia  periode 20...