Rabu, 09 Agustus 2017

MaKar di Cibubur

MaKar di Cibubur

Minggu pertama di bulan Juli 2017, hari itu aktifitas pagi dimulai dengan olahraga mencuci pakaian, tidak menarik memang.... Apalagi disaat berlibur di negeri Ibunda yang sudah lama kutungu-tunggu. Berbagai teori "bagaimana menghindari olahraga mencuci" sudah dipikirkan sejak kemarin, sepertinya teori "kalau tidak begini ya begitu" tidak ada yang pas di dunia percucian saat ini. Memang sich, masih dalam suasana Lebaran kios-kios laundry masih pada tutup, pahlawan-pahlawan laundry sedang menikmati libur tahunan di daerah kelahiran mereka sambil berbagi hasil jerih payah yang dikumpulkan selama bekerja di Ibukota.

1.Pahlawan laundry

Tidak terbayang olehku bagaimana Jakarta tanpa mereka; para ibu-ibu tukang cuci, pekerja laundry & mesin cuci, tentu nyonya-nyonya ibukota sangat berduka karena akan kehilangan waktu mereka untuk mencek status di halaman Facebook, tidak sempat lagi berbalas pantun di WhatsApp serta main perang-perangan di Twitter. Di era yang katanya globalisasi ini, wabah sosialita alam maya juga berimbas ke dunia sosialita alam nyata, semoga ini tidak berdampak negatif ke alam barzakh, Aameen.

Alhamdulillah, akhirnya satu baskom besar pakaian kotor selama berLebaran di Bukittinggi kemarin sudah tereksekusi, disusul oleh bunyi tuning...tuning di Handphone yang aku pinjam dari Ibu. Suara yang sangat kukenal memberi salam dan berkata: "Sudah siap-siap kah? Cecen on the way ketempatmu, kita MaKar di sekitar Cibubur aja ya. "

What...? Seumur-umur baru sekali ini diajak makar, sebelum sempat bertanya saluran telefon sudah terputus.

2.Tips menghindari OTT

Ku pandang isi koperku yang seperempat penuh karena tiga per empatnya sudah tereksekusi ditali jemuran. Seraya memilih stock pakaian bersih yang tersisa, "Itsy Bitsy Unteenie Weenie Black Polka Dot Abaya" pilihan ku jatuh pada abaya hitam berdoty-doty putih.

Abaya yang satu ini sering mengikuti perjalanan & petualanganku. Pilihan tepat untuk udara Jakarta yang panas, meskipun bahannya tebal tetapi lentur serta dilapisi kain furing yang membuat rasa adem dan nyaman di kulit, potongannya yang simpel membuat ku leluasa untuk bergerak, sesuai dengan gaya hukum Pythagoras berpakaian yang ku ciptakan untuk diriku sendiri: Simpel² + Kualitas² = Classy²  [ a² + b² = c² ]. Sering orang lupa atau tidak memahami bahwa disamping kualitas jahit, kualitas kain tidak kalah penting dibanding design/model potongan pakaian. Pakaian akan terlihat indah jika menggunakan bahan yang tepat dan nyaman bagi penggunanya. Meskipun harga sedikit diatas rata-rata pakaian berkualitas biasanya lebih awet [bertahan lama].

"Be Simple, Be Yourself & Be Original", setiap orang punya selera masing-masing dalam berbusana, untuk diri sendiri saya lebih cendrung menghindari penampilan yang OTT [Over The Top] serta yang memperlihatkan lekuk tubuh, bukannya sok sederhana atau sok alim, tetapi karena saya merasa nyaman dengan pilihan ku itu. Tata cara seseorang dalam berbusana dapat mencerminkan kondisi jiwa & kepribadian pemakai nya, untuk itu berbusanalah dengan baik untuk diri sendiri bukan untuk orang lain.

"Don't be a fashion victim", boleh-boleh saja mengikuti fashion atau trend, tetapi bukan berarti kita harus jadi korban fashion. Dalam mengikuti trend perlu diperhatikan juga cocok atau tidak nya trend tersebut. Baju yang bagus dengan trend terkini belum tentu pas/bagus untuk semua orang, cocok atau tidaknya pakaian merupakan gabungan serta kombinasi dari warna, ukuran, model dan bentuk tubuh si pemakai. Berbahagialah jika bisa terlihat menawan dan anggun dengan pakaian yang simple dan santun tanpa memberi beban berat pada keuangan yg ada.

3.Di lokasi MaKar

*Meskipun sudah lama tak berjumpa, tidak akan butuh waktu lama untuk kembali merasakan keakraban seperti masa lalu.


Meskipun dengan kondisi yang tidak optimal, aku siap beraksi. Senang sekali dapat fasilitas VIP dijemput & disetirin Cecen menuju lokasi MaKar. Menjelang bertemu Cecen rasa ingin tahu tentang MaKar dan "Curiosity" apakah mata Cecen masih seperti dulu membuatku penasaran. Mata yang cantik dengan warna abu-abu kebiruan seperti orang Eropa, saya saja yang perempuan dulu suka melihat nya, apalagi kaum Adam?  [✔] Cek ternyata masih secantik dulu.

Setelah mengalami sedikit kemacetan, sampai juga di lokasi MaKar tepat waktu. Disiang panas begini terlihat sudah banyak mobil parkir di pelataran parkir, ada beberapa yang keluar meninggalkan lokasi dan banyak juga yang baru datang. Selain aku & kawan-kawan ternyata banyak juga yang ambil bagian di acara MaKar hari ini.  

Ternyata sudah yang menunggu, dengan mata berbinar-binar bahagia kurangkul kawan-kawan yang sudah sampai lebih dulu. Sapaan hangat dan senyum bahagia membawa kesejukan di hati. Di balai-balai bambu sambil bercanda ria cerita nostalgia di bangku kuliah dulu kamipun menyusun strategi MaKar diselingi salat Dhuhur yang memang sudah waktunya.

Didahului dengan acara cekrek.. cekrek di depan kamera, akhir nya acara MaKar dimulai, sebagai informasi saja hari ini acara MaKar tidak pakai bakar-bakaran berhubung tidak ada tukang sate yang lewat. Kami pun Makan sambil berkelaKar menikmati kuliner negeri bahari yang maknyuss. Uuups ternyata ada yang berulang tahun hari ini, sudah sangat lama tidak berjumpa membuat ku lupa, "Happy Birthday Cecen, may Allah bless you always"

Acara MaKar di Cibubur berakhir menjelang masuk waktu Ashar, kamipun meninggalkan lokasi menuju rumah Cecen sekalian numpang salat Ashar. Sepertinya acara berlanjut di rumah Cecen, tetapi saya mohon diri untuk pulang lebih awal. Dengan rasa haru dan berterimakasih ku ucapkan Sayonara semoga kita diberi rahmat oleh yang Maha pencipta & penjaga alam semesta agara kita dapat berjumpa kembali.



4. VIP plus plus


Lagi-lagi fasilitas VIP aku dapati dari saudara ku Memen Melwani, enak memang diantarin sampai rumah, bukan hanya disetirin aja ada tambahan lain, pokoknya plus plus dech. Terimakasih Af Rafles & Memen Melwani atas plus-plusnya.

Banyak yang ingin ku ceritakan tentang aksi MaKar bersama mereka; Neneng Syofinar yang selalu mempunyai ide-ide menarik, Kimung Mulyani kawan tertawa sebelum tidur di kos-kosan dulu, Een Enidawati yang selalu sedekah senyum membuat hati jadi tentram dan Uung Bukherma yang mempunyai hati yang lapang dan tenang setenang air telaga. 

Selain itu ada rasa kangen untuk bertemu dengan sobat ku Ita, "hai.. Ita Elita semoga kamu sehat & baik-baik saja". Uni Lis Lisnawati, serta Reni Ajo yang sempat aku hubungi tetapi gagal untuk bertemu, begitu juga dengan Rina Efrida yang hanya sempat bertemu di bandara Minangkabau, serta teman-teman lain yang belum ada kesempatan untuk bertemu.

Dimulai dengan kisah pahlawan laundry, hingga sedikit berbagi tip gaya hukum Pythagoras ku sampai acara MaKar di Cibubur. Sekarang saya disini duduk di depan layar monitor sambil memainkan jemari di atas keyboard menyelingi aktifitas rutin ku. Untuk hari ini sampai disini dulu.


Acara MaKar di Cibubur untuk menjalin silaturahmi & menjaga tali persahabatan - Ukhuwah Islamiyah yang sudah lama terputus oleh jarak dan waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Muhaimin Iskandar: Berpikirlah Seperti Orang Minang. *Muhaimin Iskandar (Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik  Indonesia  periode 20...